Apa Itu Femisida? Ketika Perempuan Dibunuh karena Patriarki dan Kebencian

Hasemi

No Comments

Apa sih Femisida?

Hallo Kutubers! Jadi Femisida adalah bentuk pembunuhan terhadap perempuan yang dilatarbelakangi oleh kebencian, dendam, penaklukan, penguasaan, serta pandangan patriarkis yang menempatkan perempuan sebagai objek atau kepemilikan. Berbeda dari pembunuhan biasa, femisida memuat unsur ketidaksetaraan gender, dominasi, agresi, dan opresi sistemik yang bersifat misoginis.

Fenomena ini tidak hanya terjadi dalam ruang privat, tetapi juga merambah ke ranah komunitas bahkan negara. Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 80% kasus pembunuhan terencana terhadap perempuan dilakukan oleh orang terdekat korban.

Melansir dari situs resmi Komnas Perempuan, femisida di Indonesia mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun bentuk. Namun ironisnya, hingga kini kasus-kasus femisida masih dipandang sebagai tindak kriminal biasa dan belum mendapatkan perhatian serius dari negara.

Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, menyebut bahwa femisida merupakan bentuk puncak kekerasan terhadap perempuan. Sayangnya, di Indonesia, femisida masih dipandang sebagai tindakan kriminal biasa.

Pada November 2017, Komnas Perempuan telah merilis laporan bertajuk “Alarm bagi Negara dan Kita Semua: Hentikan Femisida (Pembunuhan terhadap Perempuan)”, sebagai bentuk peringatan dini atas maraknya kasus ini. Namun, dua tahun setelah rilis tersebut, belum ada perubahan signifikan dalam kebijakan hukum maupun langkah konkret dari institusi penegak hukum seperti Polri untuk menangani femisida secara khusus.

Sementara itu, pemantauan Komnas Perempuan terhadap pemberitaan media daring sepanjang tahun 2019 mencatat setidaknya terdapat 145 kasus femisida. Angka tersebut belum mencakup kasus-kasus yang tidak terpublikasi oleh media. Lima besar relasi pelaku dengan korban menunjukkan pola yang sangat mengkhawatirkan: Suami, Teman, Pacar, Kerabat dekat, dan Tidak diketahui.

Berdasarkan data tersebut, mengindikasikan bahwa mayoritas femisida terjadi dalam lingkup relasi personal. Pola kekerasan yang berulang juga teridentifikasi, seperti sadisme berlapis yang mencakup penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, hingga penelanjangan korban. Dalam perspektif kekerasan berbasis gender, tindakan penelanjangan terhadap korban yang telah meninggal merupakan bentuk pelucutan martabat dan kemanusiaan yang sangat keji.

Sebagai informasi, femisida bukan hanya kematian tragis, tetapi merupakan cermin budaya patriarkis yang mengakar kuat dan merusak sistem sosial. Sudah saatnya negara dan masyarakat berhenti menormalisasi kekerasan terhadap perempuan, dan mulai menempatkan femisida sebagai masalah darurat yang menuntut tanggapan serius dan menyeluruh.

Bongkar Identitas Korban Femisida, Femisida, IndonesiaLawanFemisida, Pembunuhan, Perempuan, Sensitif Gender

Artikel Lainnya

Manfaat memelihara kucing

Memelihara Kucing Bisa Mendatangkan Banyak Manfaat

Merayakan Hari Valentine dengan Me Time: Bentuk Kasih Sayang untuk Diri Sendiri

Mindfulness di Era Digital: Menjaga Fokus di Tengah Distraksi

Leave a Comment