Satu Desember: Solidaritas, Ruang Aman, dan Perlawanan terhadap Stigma bagi ODHA

Hasemi

No Comments

Bukan Sekadar Hari AIDS, Ini Tentang Kita Membangun Ruang Aman, Menghapus Stigma, dan Melawan Kekerasan Digital

Kutub.co – Setiap tahun, 1 Desember menjadi pengingat global bahwa dukungan terhadap orang yang hidup dengan HIV (ODHA) adalah bagian penting dari kesehatan publik dan kemanusiaan. Di balik berbagai kampanye, ada pesan yang tidak boleh hilang: solidaritas hanya mungkin terwujud jika informasi yang benar dibagikan, stigma dilawan, dan empati dijadikan dasar dalam memperlakukan sesama.

Stigma terhadap HIV tidak hanya berasal dari kurangnya pengetahuan, tetapi juga dari ketidaksetaraan sosial yang sudah lama mengakar. Bagi perempuan ODHA, beban itu seringkali berlipat. Mereka menghadapi diskriminasi ganda: prasangka terkait status HIV dan bias gender yang membuat hidup mereka semakin rentan.

Ketika dua bentuk diskriminasi ini bertemu, risiko kekerasan terutama di ruang digital meningkat tajam. Penyebaran informasi pribadi tanpa persetujuan, komentar bernada seksual, hingga tekanan sosial yang menyudutkan perempuan menjadi contoh nyata bagaimana stigma berubah menjadi kekerasan berbasis gender online (KGBO).

Beberapa bentuk KGBO yang paling sering dialami ODHA, khususnya perempuan, antara lain:

  1. Doxing – Pembocoran status HIV tanpa izin yang dapat membahayakan keselamatan dan pekerjaan.
  2. Pelecehan Seksual Digital – Komentar cabul atau penghinaan yang mengarah pada kondisi kesehatan.
  3. Ujaran Kebencian – Kata-kata yang merendahkan martabat ODHA dan memperkuat stigma.

Memahami pola kekerasan ini adalah langkah awal untuk menghentikannya. Semakin masyarakat mengenali perilaku berbahaya tersebut, semakin kuat pula kemampuan kolektif untuk melindungi korban dan menciptakan ruang digital yang aman.

Pada saat yang sama, dukungan yang konkret tetap menjadi fondasi. Mendengarkan tanpa menghakimi, menyediakan ruang aman untuk bercerita, dan tidak menyebarkan rumor adalah tindakan sederhana namun bermakna bagi mereka yang hidup dengan HIV.

Ada tiga langkah penting yang dapat dilakukan siapa pun untuk memperkuat martabat dan perlindungan bagi ODHA:

  • Edukasi. Memahami bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan, berbagi makanan, atau berada di dekat ODHA. Informasi yang benar adalah senjata utama melawan stigma.
  • Solidaritas. Menunjukkan dukungan nyata, tidak ikut menyebarkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan membuka ruang aman bagi ODHA untuk menjalani hidup tanpa ketakutan.
  • Melaporkan Kekerasan Digital. Menjadi upstander: berani menolak kekerasan dengan melaporkan doxing, ujaran kebencian, dan bentuk KGBO lain yang terjadi di media sosial.

Ketika langkah-langkah ini dilakukan bersama, kita membangun jaringan perlindungan yang memperkuat martabat setiap orang yang hidup dengan HIV. Pada akhirnya, 1 Desember bukan hanya tentang memperingati Hari AIDS Sedunia, tetapi tentang komitmen bersama menjaga kemanusiaan, baik secara offline maupun di ruang digital.

Artikel Lainnya

Inilah 5 Kebiasaan Sepele yang Merusak Hidupmu

Hay Kutubers! Inilah Tips Menjadi High Value Woman

Begini Caranya Supaya Humblebrag tidak Jadi Toxic

Leave a Comment