Kutub.co-Maudy Ayunda mengupas tuntas sebuah buku yang bisa dibilang mengubah cara banyak orang memandang aktivitas beres-beres
The Life-Changing Magic of Tidying Up karya Marie Kondo.
Marie Kondo adalah seorang konsultan tata ruang, penulis, dan presenter TV asal Jepang, dan dia sangat dikenal karena metode bebenah yang dinamakan metode KonMari, di mana kita beres-beres melalui kategori dan mengaplikasikan kriteria seleksi yang cukup unik: hanya simpan barang-barang yang membawa kebahagiaan.
Only keep things that spark joy.
Katanya, kliennya Marie Kondo bisa konsisten dan nggak lagi numpuk-numpuk barang. Keren ya.
Oke, sekarang ke insights.
Insight 1: Bayangkan Gaya Hidup Ideal
Menurut Marie Kondo, beres-beres bukan hanya sesimpel,
“Eh, ada tamu mau dateng nih, yuk rapihin kamar.”
Beres-beres atau tidying up adalah konsep yang lebih dalam dan merupakan langkah pertama menuju membangun gaya hidup yang ideal.
Jadi, di bukunya kita diajak untuk berpikir dan membayangkan “gaya hidup seperti apa sih yang kita inginkan? Lingkungan seperti apa yang kita impikan?” Bayangkan, visualisasikan, dan tuliskan.
Dari situ, pada saat kita beranjak dan ingin memulai beres-beres, kita jadi sudah punya purpose, atau tujuan tentang apa yang ingin kita capai. Dan ini bisa menjadi titik awal dari gaya hidup ideal kita.
Insight 2: Beberes Sesuai Kategori Barang
Menurut Marie Kondo, kita harus beres-beres sesuai dengan tipe barang, bukan lokasi barang tersebut.
Biasanya nih kan, kita punya banyak barang yang sama sisir rambut misalnya tapi terpencar di berbagai tempat atau ruangan yang berbeda.
Nah, kalau kita beres-beres dari satu ruang ke ruang yang lainnya, prosesnya jadi repetitif dan melelahkan. Kita melihat barang yang sama terus menerus. Beres-beres jadi terasa seperti pekerjaan yang tanpa akhir. Parahnya, kita jadi nggak sepenuhnya sadar, sebenarnya seberapa banyak barang itu yang kita sudah punya.
Jadi, kita harus mengikuti urutan yang tepat dan mengkategorikan barang ke dalam beberapa tipe fungsi:
- Baju: Dibagi lagi menjadi sub-kategori seperti atasan, bawahan, baju yang harus digantung, kaos kaki, aksesoris, dan sebagainya.
- Buku: Dibagi menjadi topik umum, praktikal, majalah, dan sebagainya.
- Kertas: Simpanlah hanya yang memang masih diperlukan saat ini atau dalam waktu dekat, atau yang secara permanen memang kita butuhkan.
- Komono (barang-barang random) Untuk kategori ini, peraturannya adalah: keep things because you love them, and not just because. Simpanlah barang karena kita benar-benar suka barang tersebut, bukan karena alasan sentimental semata.
Misalnya kita dapat hadiah dari orang. Kadang kita ragu, buang apa nggak ya?
Tapi menurut Marie Kondo, fungsi hadiah adalah untuk mengkomunikasikan perasaan kita ke seseorang.
Jadi ketika perasaan itu sudah dikomunikasikan, kita bisa melepas barang tersebut kalau dia sudah tidak lagi memberikan kebahagiaan.
Barang-barang sentimental
Ikatan emosional terkadang bikin susah buat kita melepas barang.
Karena itu menurut Marie Kondo, ini adalah kategori terakhir yang harus kita tekuni.
Kalau kita mau beres-beres barang sentimental, kita harus tanya ke diri sendiri:
- “Kenapa ya kita punya barang ini?”
- “Kapan waktu itu ngedapetinnya?”
- “Apa makna dari barang ini dulu saat kita pertama memilikinya, dan apa maknanya sekarang?”
Proses perenungan ini mengajak kita untuk memproses masa lalu, dan bisa membuat kita mengevaluasi kebutuhan kita terhadap barang tersebut.
Menurut Marie Kondo “Memori yang benar-benar berharga tidak akan lenyap hanya karena kita melepaskan barang yang diasosiasikan dengan kenangan tersebut.”
Insight 3: Tanyalah Diri Sendiri, “Apakah Ini Membawa Kebahagiaan?”
Esensi dari metode KonMari adalah:
Only you can know what kind of environment makes you happy.
Hanya kita yang tahu lingkungan, benda, dan barang apa saja yang bisa membuat kita bahagia.
Kuncinya di sini adalah perasaan kita sendiri. Kita tahu apa yang membawa kebahagiaan dan apa yang tidak.
Nah, gimana caranya kita tahu kalau itu membawa kebahagiaan?
Kuncinya: kita harus memperhatikan respon dari tubuh kita.
Joy atau kebahagiaan itu sangat personal. Setiap orang punya pengalamannya masing-masing.
Marie Kondo mendeskripsikannya sebagai:
“A little thrill, as if the cells in your body are slowly rising.”
Rasa seakan-akan sedang melambung tinggi. Begitulah caranya kamu tahu bahwa kamu harus menyimpan barang tersebut.
Di akhir video, Maudy mengungkap bahwa membaca buku ini membuat kita sadar bahwa beres-beres bisa jadi proses reflektif yang dalam.
“Proses ini bisa mengubah cara kita berpikir, kebiasaan kita, dan pemahaman kita tentang diri sendiri serta apa yang sebenarnya kita butuhkan dalam hidup. Kepemilikan menggambarkan sejarah hidup kita dengan akurat dan keputusan-keputusan yang kita buat,” ujarnya.
“Beres-beres itu kayak melihat sejarah kehidupan kita. Keputusan-keputusan yang kita buat, memori kita. Dan pada saat kita memproses itu semua, kita bisa mengevaluasi dan mendapatkan kejelasan untuk masa depan kita,” pungkasnya.