Ketika Luka Mengajariku Berdaya

Hasemi

No Comments

Kutub.co – Kehidupan ini rasanya tidak pernah lepas dari masalah. Setiap hari selalu ada saja hal yang harus aku hadapi. Mulai dari masalah kecil yang bisa aku lewati sambil tertawa hingga masalah besar yang datang membawa pusing bahkan tangisan. Masalah pekerjaan, keluarga, hingga urusan rumah tangga pun pernah mampir tanpa permisi.

Dari berbagai masalah itu, aku belajar satu hal penting: kesadaran bahwa rasa kecewa dan sakit hati akibat perbuatan orang lain pada akhirnya hanya bisa disembuhkan oleh diriku sendiri. Itu artinya, aku perlu tetap berdaya dalam menghadapi masalah, meskipun aku berada di posisi korban yang terluka.

Bukan berarti aku tidak boleh bersedih atau menangis. Aku boleh bahkan sangat boleh untuk mengekspresikan rasa sakit itu. Namun, setelahnya aku harus kembali sadar bahwa aku perlu bangkit dan berusaha menyembuhkan luka yang aku rasakan.

Aku mengibaratkan hal ini seperti luka fisik. Ketika aku jatuh dan terluka, dokter atau orang lain hanya dapat memberikan obat dan perban. Namun, yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkannya tetap tubuhku sendiri. Sama halnya dengan luka batin orang lain bisa menolong atau mendampingi, tetapi proses penyembuhan tetap berasal dari keinginanku.

Begitu juga ketika aku terluka dalam perjalanan rumah tangga. Ketika aku merasa kecewa karena pasangan melakukan kesalahan dan membuatku terluka, aku belajar untuk tidak menunggu permintaan maaf sempurna atau perhatian penuh sebagai obat luka hatiku. Aku perlu berdiri kembali, memahami bagian mana dari diriku yang terluka, dan perlahan-lahan memperbaikinya. Sebab, luka hanya akan sembuh ketika orang yang terluka memiliki keinginan untuk menyembuhkannya, bukan ketika ia menunggu orang yang melukai untuk memperbaikinya.

Semua itu adalah bentuk tanggung jawab sebagai pribadi yang utuh untuk menyayangi diri sendiri. Aku meyakini bahwa, “aku berhak pulih, dan kamu juga!”

Penulis: Istyti Karimah

beraktivitas, Berdaya, Luka, Perempuan, Remaja

Artikel Lainnya

Perempuan Bebas Bergaya Tanpa Batas Usia

Senyum Sehat: Kenapa Kesehatan Gigi Penting Buat Perempuan?

“You Only Need One”: Tren Hidup Minimalis yang Digaungkan Gen Z

Leave a Comment