Kutub.co -Kemandirian perempuan merupakan salah satu indikator utama kemajuan sosial dalam masyarakat. Di era modern, perempuan semakin memperlihatkan kemampuan mereka di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga kepemimpinan. Untuk memahami sejauh mana kemandirian perempuan telah dicapai, diperlukan peninjauan terhadap aspek-aspek pendukung dan tantangan yang dihadapi.
Melansir dari laman Kompas.com, Pengamat Psikososial dan Budaya, Endang Mariani, menyatakan bahwa perempuan yang mandiri secara psikososial mampu memenuhi kebutuhan dasar meliputi finansial, emosional, dan sosialtanpa bergantung pada orang lain.
“Tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar sendiri, tetapi juga mendukung orang lain secara emosional dan sosial,” jelasnya, sebagaimana dilihat di Kutub.co pada Sabtu (14/12/2024).
Dalam teori psikososial, Endang menambahkan, kemandirian perempuan juga diukur dari kapasitas mereka untuk memberikan dukungan emosional dan sosial kepada orang lain.
Pilar Kemandirian Perempuan
- Pendidikan Sebagai Fondasi
Pendidikan menjadi pintu utama kemandirian. Perempuan yang berpendidikan memiliki akses lebih besar ke pekerjaan yang layak, kemampuan mengambil keputusan bijak, serta peluang berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Laporan UNESCO menunjukkan bahwa peningkatan pendidikan perempuan secara signifikan mengurangi kesenjangan gender. - Kemandirian Finansial
Perempuan yang mandiri secara ekonomi mampu menentukan jalannya tanpa ketergantungan finansial pada pihak lain. Program pemberdayaan seperti pelatihan kewirausahaan, akses modal usaha, dan kebijakan ketenagakerjaan inklusif sangat membantu perempuan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi mereka. - Keputusan Pribadi yang Bebas
Kebebasan mengambil keputusan menjadi tolok ukur utama kemandirian perempuan. Hal ini mencakup keputusan penting terkait karier, kesehatan, dan kehidupan keluarga.
Tantangan yang Dihadapi
Perempuan masih menghadapi berbagai hambatan, seperti diskriminasi gender, kekerasan berbasis gender, serta stereotip yang membatasi peran mereka di masyarakat. Di beberapa wilayah, norma konservatif menjadi penghalang bagi pencapaian penuh kemandirian perempuan.
Lingkungan yang mendukung sangat penting untuk membangun kemandirian perempuan. Kebijakan pro-perempuan, kampanye kesadaran, serta dukungan keluarga terutama pasangan merupakan faktor kunci. Pendidikan yang setara dan pengakuan atas kontribusi perempuan di berbagai sektor juga mempercepat proses pemberdayaan.
Kemandirian perempuan di era modern adalah hasil dari perjalanan panjang dan kolaborasi banyak pihak. Meski tantangan tetap ada, kemajuan yang telah dicapai membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi agen perubahan yang signifikan. Dengan terus mendukung kemandirian perempuan, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.