Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025: Saatnya Pendidikan Merangkul Semua Anak Indonesia

Kutub.co – Tanggal 2 Mei selalu menjadi momen reflektif bagi bangsa Indonesia untuk menengok kembali wajah pendidikan kita. Hari Pendidikan Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat bahwa pendidikan adalah jantung dari kemajuan bangsa. Namun, bagaimana wajah pendidikan Indonesia di tahun 2025? Apakah sudah inklusif, relevan, dan menjawab tantangan zaman?

1. Masih Ada Ketimpangan Akses

Data BPS 2023 menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar mencapai 97,1%, namun menurun drastis menjadi 62,4% di jenjang SMA. Fakta ini menunjukkan bahwa tidak semua anak Indonesia menikmati akses pendidikan yang berkelanjutan. Faktor ekonomi, geografis, dan sosial masih menjadi penghambat utama.

2. Anak Perempuan Masih Terdampak Praktik Diskriminatif

Menurut UNICEF Indonesia (2022), masih ditemukan praktik perkawinan anak yang mengganggu kelanjutan pendidikan, khususnya anak perempuan. Hal ini tidak hanya melanggar hak atas pendidikan, tetapi juga memperkuat siklus kemiskinan dan ketidaksetaraan gender.

3. Anak dengan Disabilitas: Pendidikan Belum Sepenuhnya Inklusif

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan hanya sekitar 18% anak dengan disabilitas yang mengenyam pendidikan formal. Sekolah yang ramah disabilitas masih sangat terbatas. Padahal, semangat Merdeka Belajar seharusnya menjangkau semua, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

4. Relevansi Kurikulum dengan Dunia Nyata

Kurikulum Merdeka menjadi upaya progresif menjawab tantangan zaman dengan pendekatan berbasis proyek dan kompetensi. Namun, laporan World Bank Education Report 2023 menyoroti kesenjangan antara keterampilan lulusan dan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan perlu semakin terhubung dengan konteks sosial dan tantangan lokal.

5. Perlu Kolaborasi Semua Pihak

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama—negara, guru, orang tua, masyarakat sipil, hingga sektor swasta. Program Sekolah Inklusi Mini yang digagas oleh komunitas-komunitas lokal misalnya, menjadi bukti bahwa kolaborasi bisa membuka akses pendidikan bagi anak-anak yang selama ini terpinggirkan.

Menyambut Masa Depan Pendidikan yang Berkeadilan

Hari Pendidikan Nasional 2025 harus menjadi momentum untuk memperjuangkan pendidikan yang setara dan bermakna. Tidak cukup hanya memastikan anak-anak bersekolah, tapi juga memastikan mereka merasa aman, dihargai, dan mampu berkembang sesuai potensinya.

Karena setiap anak Indonesia tanpa terkecuali berhak atas pendidikan yang membebaskan dan memberdayakan.

Hardiknas2025, Kesetaraan, Pendidikaninklusif

Artikel Lainnya

TANGKAPAN LAYAR SCREEN SCORE

digitalMamaID Meluncurkan Screen Score: Platform Digital untuk Mengulas Konten Anak

Global Knowledge Exchange: Santri Mengglobal Fasilitasi Program Visiting Scholar bagi Profesor dari Turki

Sharing Session FEB UNISBA & Majelis Agama Islam Johor: Kupas Tuntas Pengelolaan Zakat Malaysia dalam Perspektif Manajemen Islam

Leave a Comment