Lomba 17 Agustusan: Warisan Merdeka yang Tetap Hidup di Tengah Zaman

Hasemi

No Comments

Kutub.co – Perayaan lomba 17 Agustusan menjadi salah satu tradisi tahunan masyarakat Indonesia dalam menyambut Hari Kemerdekaan RI. Dari desa hingga kota besar, momen ini selalu ditunggu, karena bukan hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga menguatkan rasa kebersamaan.

Beragam perlombaan khas digelar untuk meramaikan suasana. Mulai dari panjat pinang yang penuh tantangan, tarik tambang yang memicu semangat gotong royong, hingga gebug air, joget balon, balap karung, dan rebutan kursi, sepak bola, dan lainnya. Semua kalangan ikut serta, dari anak-anak hingga orang tua, tanpa memandang usia.

Hadiah yang diperebutkan pun bervariasi dan unik, mulai dari peralatan rumah tangga sederhana hingga perlengkapan elektronik seperti kipas angin maupun kulkas. Namun Kutubers, sedikit yang mengetahui sejarah awal mula perlombaan 17 Agustusan itu. Hingga kini, belum ada catatan pasti mengenai siapa pencetus tradisi ini.

Tradisi ini mulai marak sekitar tahun 1950-an, ketika suasana pertempuran mempertahankan kemerdekaan mulai mereda. Saat itu, ibu kota yang sempat dipindahkan ke Yogyakarta kembali ke Jakarta. Sebagai wujud kegembiraan atas kemerdekaan, masyarakat mengadakan perlombaan seperti panjat pinang, balap, dan tarik tambang. Sejumlah permainan ini bahkan sudah dikenal sejak masa sebelum Indonesia merdeka, kemudian diperkaya dengan jenis-jenis baru sesuai perkembangan zaman.

Hingga kini, lomba 17 Agustusan tetap lestari meski zaman terus berubah. Di tengah derasnya arus media sosial yang sering membuat orang sibuk dengan dunia masing-masing, lomba Agustusan justru menghadirkan ruang temu yang sederhana namun penuh makna. Lebih dari sekadar hiburan, tradisi ini mengajarkan nilai kebersamaan, persatuan, dan semangat perjuangan yang diwariskan oleh para pendiri bangsa.

beraktivitas, Hari Kemerdekaan RI, Kesetaraan, Lomba 17, Tadisi, Warisan

Artikel Lainnya

Tips Gaya Hidup Sehat untuk Remaja di Era Modern

Perspektif Perempuan Penghayat: Problematika Stigma Terhadap Konsep Diri

Puasa Ramadan Aman Nggak Sih untuk Ibu Menyusui? Simak Pandangan Bunda Puput

Leave a Comment