Dear Modern Woman, Kamu Gak Harus Baik-baik Aja

Hasemi

No Comments

“Menjadi perempuan modern bukan berarti harus sempurna. Tapi berani menjadi dirinya sendiri. Nggak takut dengan omongan orang. Tetap stay with yourself. Find you.”

Kalimat itu diucapkan oleh Shanna Soehartono dalam sesi Live As Mother, dan rasanya begitu mewakili banyak perempuan hari ini.

Di dunia yang terus bergerak cepat, dengan ekspektasi yang terus menumpuk dari luar perempuan seringkali diminta untuk selalu kuat, terlihat baik-baik saja, dan tampil sempurna di setiap peran. Padahal, hidup tidak selalu serapi feed Instagram. Kadang kita jatuh, hancur, kosong dan itu bukan kelemahan. Justru di titik itulah banyak dari kita mulai bertemu dengan diri sendiri.

Aku Bukan Perempuan Sempurna Dan Itu Oke

Shanna tumbuh dalam keluarga yang menjunjung nilai, penuh cinta, dan cukup religius. Tapi di balik semua itu, ia menyadari ada banyak hal yang selama ini dipendam, tidak pernah dihadapi. Sampai satu titik dalam hidup, ia merasa hancur. Retak.

Dia menyebutnya sebagai rock bottom titik di mana ia menyadari bahwa menjadi people pleaser telah membuatnya jauh dari dirinya sendiri. Bahwa cinta yang selama ini ia pertahankan ternyata tidak lagi memberinya ruang untuk tumbuh. Tapi untuk keluar? Bukan hal yang mudah.

“Sulit banget untuk bilang: oke, let me leave you. Karena saat itu, aku harus mematahkan hati seseorang demi menyelamatkan diriku sendiri.”

Dan di situlah prosesnya dimulai: satu per satu lapisan luka lama dikuak, emosi-emosi yang selama ini dikubur dihadapi, dan identitas diri dipertanyakan ulang.

Retret Sunyi dan Rasa yang Akhirnya Bicara

Pencarian jati diri itu membawanya ke sebuah retret meditasi selama tujuh hari. Tanpa suara. Tanpa ponsel. Tanpa komunikasi apa pun dengan dunia luar.

Awalnya penuh air mata. Ia bahkan tak bisa menghubungi anaknya selama seminggu. Tapi justru di tengah sunyi yang memekakkan, Shanna mulai mendengar kembali suara hatinya sendiri.

“Ternyata… aku bukan siapa-siapa. Semua yang aku miliki bisa diambil kapan saja. Yang penting itu bukan status, tapi energi apa yang bisa aku bagikan.”

Sunyi itu seperti tombol reset. Saat tak ada yang perlu dijelaskan, tidak ada yang perlu dibuktikan yang tersisa hanyalah diri. Dan di sana, proses berbenah itu pelan-pelan dimulai.

Bahagia Itu Sederhana, Tapi Tidak Dangkal

Setelah melalui banyak hal, Shanna menemukan bahwa bahagia tidak selalu datang dari pencapaian besar. Terkadang, cukup dari kopi pagi yang harum, atau sesi yoga yang membuat tubuh dan hati lebih ringan.

“Aku menjalani hari dengan lebih tulus sekarang. Dulu, semua terasa seperti tuntutan. Sekarang, aku memilih jalanku sendiri.”

Dan cara ia berdoa pun berubah. Dari yang banyak meminta, menjadi lebih banyak bersyukur dan memohon pemahaman. Ia tidak lagi berharap semuanya sesuai rencana, tapi ia berharap bisa cukup kuat untuk menerima apa pun yang datang.

Ibu yang Bahagia, Anak yang Tumbuh Utuh

Bagian paling menggetarkan adalah ketika Shanna bicara soal anak. Ia tidak ingin terlihat sebagai ibu yang selalu tahu segalanya. Ia ingin anaknya tahu bahwa ibunya pun manusia yang kadang salah, kadang bingung, dan sedang belajar terus.

“Aku nggak mau anakku cuma kenal versi sempurna dari aku. Aku mau dia tahu bahwa ibunya juga punya luka, punya air mata. Dan itu nggak apa-apa.”

Baginya, keluarga yang disfungsional bukan hanya yang berpisah. Tapi juga yang tinggal dalam satu atap, namun tidak bahagia. Maka, jika harus memilih, ia memilih dua rumah yang damai, dibanding satu rumah yang penuh ketegangan.

Modern Woman: Jujur, Tulus, dan Bertumbuh

Shanna percaya bahwa setiap perempuan punya waktunya sendiri untuk find herself. Ada yang lewat trauma, ada yang lewat kegagalan, dan ada pula yang lewat kesunyian. Dan itu semua valid.

Ia tidak lagi ingin mengontrol semuanya. Ia hanya ingin menjalani hidup ini dengan apa adanya. Kadang sedih. Kadang marah. Kadang hancur. Tapi tetap berjalan.

Karena pada akhirnya “Sakit itu kayak busur. Dia menarik kita mundur, supaya kita bisa melesat lebih jauh.”

Untuk Kamu yang Sedang Berproses

Jika kamu sedang merasa kehilangan arah, sedang mempertanyakan banyak hal, atau sedang duduk di titik terendah tenang. Kamu tidak sendiri.

Mungkin kamu belum tahu siapa dirimu sebenarnya. Tapi itu tidak apa-apa. Karena perjalanan perempuan modern bukan tentang pernah jatuh atau tidak, tapi tentang sejauh apa kamu berani mengenali dan menerima dirimu sendiri.

Jadi kutubers Just keep swimming. Kadang cukup satu cangkir kopi dan hari terasa lebih ringan.

Modern women, Perempuan, Shanna Soehartono, Yourself

Artikel Lainnya

Menghadapi Ancaman di Dunia Maya: Memahami dan Mengatasi Cyberbullying

Merayakan Hari Valentine dengan Me Time: Bentuk Kasih Sayang untuk Diri Sendiri

Kesehatan Optimal bagi Perempuan Aktif: Tips Merawat Diri dan Mencegah Penyakit

Leave a Comment