Menggenggam Mimpi di Atas Roda Jejak Salman dan Si Black Gold

Hasemi

No Comments

Penulis: Salman Tijaniah

Kutub.co-Di tengah riuh lalu lintas dan denyut kehidupan Kota Bandung, di antara deretan mahasiswa yang menapaki hari demi hari di kampus, ada satu kisah yang melaju dengan irama berbeda. Bukan hanya tentang kuliah dan tugas, tetapi tentang mimpi yang digenggam erat di atas roda, di balik deru mesin. Ini adalah kisah Salman Tijaniah, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam yang menempuh jalannya sendiri, bersama sahabat setianya: motor custom bernama Black Gold.

Bagi Salman, Black Gold bukan cuma alat transportasi. Ia adalah cerminan jiwa, teman seperjalanan, dan simbol kebebasan. Motor custom bergaya British ini dirakit sendiri dengan penuh cinta dan imajinasi. Setiap lekuknya dirancang bukan hanya untuk tampil gagah di jalanan, tapi juga memuat cerita, perjuangan, dan ekspresi diri.

“Setiap kali saya memutar kunci dan mendengar deru mesinnya, rasanya seperti membangunkan sisi petualang dalam diri saya,” ujar Salman. “Seolah-olah saya sedang menantang dunia, menjemput takdir.”

Tak hanya mahasiswa biasa, Salman juga aktif dalam organisasi kampus. Ia dikenal sebagai sosok yang membagikan semangat kepada rekan-rekannya. Ketertarikannya pada dunia penyiaran menjadi jalan baginya untuk mengejar mimpi sebagai penyiar yang mampu menginspirasi lewat suara dan narasi.

Namun di balik semangat itu, ada perjuangan panjang yang ia tempuh. Tanggung jawab sebagai anak pertama dan harapan orang tua menjadi beban yang dijalani dengan hormat dan cinta. Ia sadar, gelar sarjana bukan sekadar prestasi pribadi, tapi juga bentuk bakti.

“Saya tidak bisa main-main dengan pendidikan ini. Orang tua saya sudah berkorban banyak. Maka saya ingin menjadikan keberhasilan saya sebagai hadiah untuk mereka.”ujarnya.

Jalanan sebagai Ruang Renung

Ketika tekanan akademik datang, Salman tak lari. Ia naik ke atas Black Gold dan menjelajahi kota. Dari gang kecil hingga sudut-sudut yang jarang dijamah, semua menjadi ruang pelarian sekaligus ruang refleksi.

“Saat berkendara, saya sering berhenti di tempat-tempat tak biasa, mengambil foto, menulis catatan. Setiap tempat menyimpan cerita. Rasanya seperti menemukan diri saya lagi,” ungkapnya.

Melalui blog pribadi, ia mengisahkan petualangan, membagikan inspirasi tentang pendidikan, hidup, dan tentu saja, motor. Media digital menjadi ruang aktualisasi bagi hasrat komunikatifnya.

Kecintaannya pada motor membawanya bergabung dalam komunitas motor custom. Di sana, Salman menemukan rumah kedua sekelompok orang yang berbagi semangat, pengetahuan, dan solidaritas. Bersama komunitas ini, ia mengikuti berbagai kegiatan sosial dan modifikasi motor, mempererat nilai kerja sama dan persahabatan.

“Ini bukan cuma soal motor. Ini soal manusia. Tentang bagaimana kami saling menguatkan, bertumbuh, dan menyemangati satu sama lain. Kami tidak hanya berkendara bersama, tapi bermimpi bersama.”katanya.

Sebagai mahasiswa KPI, Salman membangun harapan untuk menjadi penyiar yang tak sekadar menyampaikan informasi, tapi juga menyentuh nurani. Ia ingin suaranya menjadi medium perubahan menghidupkan semangat, memberikan arah, da“Saya membayangkan suatu hari berdiri di balik mikrofon, atau di depan kamera, membawa berita yang menggerakkan. Saya ingin jadi bagian dari perubahan yang nyata.”ujarnya.

Menjemput Masa Depan, Satu Kilometer Sekali Jalan

Setiap kilometer yang dilalui bersama Black Gold adalah langkah menuju masa depan. Sebuah masa depan yang dirajut dari keberanian, dedikasi, dan kesetiaan pada mimpi. Di antara hiruk-pikuk kampus dan lalu lintas kota, Salman terus berkendara dalam arti harfiah maupun metaforis menuju cita-cita yang tak pernah padam.

“Saya ingin menunjukkan bahwa mimpi itu tidak harus mewah. Yang penting adalah kita terus berjalan ke arahnya. Bahkan jika jalannya terjal, selama kita setia pada niat dan tidak berhenti, kita akan sampai juga.”ungkapnya.

Bandung, Mimpi, Motor, Organisasi

Artikel Lainnya

KAMONES Season 7: Gema Seni Santri dari Kampung Arjasari

Luar Biasa! Siswi SMAS Unggul Ar-Rahman Sukabumi, Fathimah Azzahra Firdaus Berhasil Hafal 30 Juz Al-Qur’an

Tips Mengelola Ego untuk Mencapai Keseimbangan Diri dan Hubungan yang Sehat

Leave a Comment