Kutub.co– Kutubers sadar gak sih kalau kita sebagai Manusia itu tidak jauh dari kata ekspektasi? Dimanapun kita berelasi sudah pasti terdapat ekspektasi yang mungkin kita sendiripun tidak pernah menyadari.
Tahu gak sih kalau Ekspektasi dapat berdampak baik dan dapat memberikan dampak buruk juga. Dampak baiknya dengan adanya ekspektasi kita bisa menjadikan ekspektasi itu menjadi sebuah motivasi. Adanya motivasi itu dapat mendorong kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Namun dampak buruknya jika kita hidup hanya untuk memenuhi ekspektasi apalagi memenuhi ekspektasi orang lain maka itu yang tidak baik buat kita.
Untuk apasih seseorang mencari pengakuan? Atau mengapa orang ingin dipuji oleh orang lain?
Teman-temen pernah baca bukunya Ichiro Kishimi & Fumitake Koga? judulnya berani tidak disukai. Kalau belum coba baca deh.
Lewat pengakuan orang lain memang setiap diri kita memiliki nilai, memiliki kepercayaan diri yang lebih. Tapi apakah setiap tindakan kita harus diakui orang lain dulu lantas kita menjadi lebih baik?
Jelas tidak.
Dibuku berani tidak disukai menjelaskan, dalam ajaran Yudaisme, seseorang menemukan pandangan yang kira2 seperti ini : kalau kamu tidak menjalani hidup demi dirimu sendiri, lantas siapa yang akan menjalaninya demi dirimu? Kamu hanya bisa menjalani hidupmu sendiri. Dalam hal untuk siapa kamu menjalaninya, tentu saja itu adalah untuk kamu. Lalu kalau kamu tidak menjalani hidup untuk dirimu sendiri, siapa yang bisa manjalaninya selain kamu? Pada akhirnya hidup dengan memikirkan “AKU” tidak ada alasan bahwa kita tidak boleh berpikir dengan cara itu.
Jika kita mencari pengakuan orang lain dan memandang diri kita hanya berdasarkan penilaian orang lian terhadap kita, kita sama dengan orang yang sedang menjali kehidupan orang lain.
Berharap begitu kuat untuk diakui akan mengarah pada hidup yang dijalani dengan mengikui ekspektasi yang dimiliki orang lain, yang menginginkan kamu menjadi dalam tanda kutip “ orag seperti ini”. Maka dengan kata lain kamu membuang dirimu yang sejati dan kamu menjalani kehidupan orang lain.
Kamu yang hidup hanya terfokus memenuhi ekspektasi orang lain sudah pasti akan mudah stress. Kenapa? Karena kamu selalu memikirkan bagaimana caranya agar bisa memenuhi ekspektasi orang lain. Kamu takut bukan hanya karena takut gagal tapi kamu juga takut mengecewakan orang lain.
Disaat kamu gagal memenuhi ekspektasi orang lain, kamu cenderung akan menyalahkan diri sendiri. Kamu merasa diri kamu gagal membahagiakan orang lain yang padahal itu bukan tanggung jawabmu.
Nah kemudia Orang yang sering diberikan ekspektasi cenderung merasa tidak percaya diri akan pilihannya sendiri. Kamu akan memilih jalan yang mendekatkan dirimu untuk memenuhi ekspektasi orang lain.
Lanjut dari poin sebelumnya. Karena kamu tidak percaya diri akan pilihan dirimu sendiri, kamu akan sulit mengambil keputusan.
Nah apasih yang harus kita lakukan?
- Rangkul kesalahan dan kekurangan diri sendiri
- Hindari menyendiri
- Hindari orang yang memberikan ekspektasi
- Hindari orang yang memberikan ekspektasi tersebut jika dirimu merasa tidak baik jika bertemu orang tersebut. Agar saat nanti kamu merasa sudah siap untuk bertemu dengan orang yang memberikan ekspektasi tersebut, kamu sudah merasa baik.
- Selalu ingat bahwa diri kita adalah manusia biasa yang mungkin melakukan kesalahan. It’s okay kalau kamu gagal, it’s okay kalau kamu membuat kesalahan, it’s okay kalau kamu tidak dapat memenuhi ekspektasi orang lain.
Kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.