Kutubdotco— Kota Bandung, Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat bekerja sama dengan INFID (International NGO Forum on Indonesian Development) menyelenggarakan Kegiatan bertajuk Diskusi Pengenalan Islam Damai untuk Forum Keagamaan Seri IV, mengusung tema “Melampaui Pekerjaan: Belajar dari Pendampingan Masyarakat dalam Kesiapsiagaan, Kontra Radikalisme dan Deradikalisasi di Jawa Barat”. Kegiatan ini berbentuk diskusi dan sharing session dari para pelaku pendamping kontra radikalisme dan dera Kalisari di Jawa Barat.
Kegiatan yang diselenggarakan Rabu (22/05) di Aula PWNU Jawa Barat ini diikuti dari pelbagai latar belakang dan komunitas, meliputi perwakilan Fatayat NU di Jawa Barat, organisasi lintas iman dan komunitas. Forum ini merupakan kegiatan berkelanjutan dari Seri I-III yang Sudah di mulai Mei tahun lalu
Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan project dari Fatayat NU Jawa Barat. Hanifah Apriliani bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari seri sebelumnya yang sudah dilaksanakan pada awal tahun lalu.
”Kegiatan Diskusi Pengenalan Islam Damai Untuk Forum Keagamaan seri keempat ini merupakan kelanjutan dari diskusi seri-seri sebelumnya.” Paparnya
Lebih lanjut Hanipah sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa pada sesi pertama membahas mengenai Moderasi beragama dan Prinsip-Prinsip GEDSI, Pemetaan Konflik, Keagamaan di Jawa Barat dan Diseminasi Pengetahuan Mediasi, Politik perempuan dalam perspektif agama sosial dan budaya.
Pada seri keempat ini, peserta mendapatkan cerita pengalaman dari para pelaku pendamping masyarakat dalam kesiapsiagaan dalam menjaga toleransi dan perdamaian di Jawa Barat sesuai dengan tema yang diangkat. Hadir sebagai pemateri dalam diskusi yakni Ani farhani dari Peace Generation, Drs. Tulus TH. Sibuea, M.Si dari Kesbangpol Jabar dan Satori, S.H., M.H Densus 88. Masing-masing pemateri memberikan pengalaman baiknya dalam pembinaan dan pendampingan pada kegiatan perdamaian
Pada kesempatan tersebut, Ketua PW Fatayat NU Jabar, Hirni Kifa Hazefa menyampaikan bahwa forum diskusi ini merupakan bagian dari implementasi dakwah rahmatan lil alamin Fatayat NU Jawa Barat.
“Program ini kami wujudkan salah satunya dengan merespons radikalisme. Kami meresponsnya dengan memperkuat ketahanan keluarga, melalui pengajian bulanan di daerah. Karena kan Fatayat itu rutinitasnya adalah pengajian, maka kami bekali para daiyahnya dengan wawasan kebangsaan, makanya kami mempunyai program nyantri keren,” ujarnya
Lanjutnya, Teh Hirni sapaan akrabnya menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk kepeduliannya terhadap islam yang damai yang menjunjung tinggi nilai toleransi.
“Kita ini berbeda keyakinan dan agama kita, tapi kita ini adalah satu, satu bangsa Indonesia sehingga seluruh tumpah dara di negara kita adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai perbedaan ini melahirkan kegaduhan, kerusuhan yang sebenarnya tidak perlu ada,” jelasnya
Forum diskusi seperti ini lanjutnya juga merupakan aksi nyata dari semboyan Fatayat NU dalam hymnenya yang berbunyi ‘Ilmu Amaliyah dan Amal Ilmiah’
“Dalam hymne Fatayat NU itu ada ‘ilmu amaliyah dan amal ilmiah,’ jadi itu benar-benar kami lakukan dengan beberapa program yang kami jalankan, salah satunya forum ini. forum lainnya yaitu Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA) bersama lintas iman,” katanya.
Melalui forum-forum diskusi ini, Fatayat NU dapat memetakan kondisi toleransi dan intoleransi di Jawa Barat, mempunyai bahan materi serta mengetahui cara mencegah paparan paham radikalisme dan ekstremisme.
“Salah satu manfaatnya dari forum-forum yang kami adakan ini yaitu melahirkan modul dakwah dari berbagai perspektif, buka hanya islam melainkan dari berbagai lintas iman, sehingga kami mempunyai kekayaan gagasan, oh ini kalau orang islam dakwah itu jangan seperti ini kata orang kristen, ini harusnya seperti ini, nah itu akhirnya kami melahirkan modul dakwah yang kiranya bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan dakwah yang toleran,” pungkasnya