ICT Watch dan Meta Indonesia Rumuskan Panduan AI yang Lebih Inklusif

puput latifa

No Comments

Kutub.co- Bandung, 7 November 2025 — Perkembangan pesat kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) tengah membawa perubahan besar di berbagai sektor kehidupan. Namun, manfaat dari kemajuan ini belum sepenuhnya dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama penyandang disabilitas. Untuk menjawab kesenjangan tersebut, ICT Watch bersama Meta Indonesia menginisiasi program AI Inklusif: Literasi Kecerdasan Artifisial Ramah Disabilitas, yang diawali dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Garuda Spark Innovation Hub, BLOCK71 Bandung.

Kegiatan ini menjadi langkah awal penyusunan kurikulum dan strategi pelaksanaan literasi AI yang inklusif dan dapat diakses oleh semua pihak, khususnya teman tuli dan netra serta jejaring pendukung mereka seperti guru, pendamping, dan fasilitator komunitas.

“Kita ingin memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak meninggalkan siapa pun. AI harus bisa diakses dan dimanfaatkan secara bermakna oleh penyandang disabilitas. Melalui inisiatif AI Inklusif, kami berupaya mendengarkan langsung pengalaman dan kebutuhan komunitas disabilitas agar pendekatan yang dibangun benar-benar relevan dan memberdayakan,” ujar Donny BU, Dewan Penasihat ICT Watch sekaligus Koordinator Program AI Inklusif.

Menggali Pengalaman dan Aspirasi Komunitas Disabilitas

FGD ini menghadirkan beragam peserta dari komunitas penyandang disabilitas, lembaga pendidikan, serta organisasi masyarakat sipil. Diskusi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu teman netra, teman tuli, dan pendamping disabilitas.

Foto Padil/Kutub.co

Melalui pendekatan partisipatif, peserta berbagi pengalaman hidup, tantangan utama, serta aspirasi mereka dalam memahami dan memanfaatkan teknologi AI di kehidupan sehari-hari.

“Masukan dari FGD ini akan menjadi fondasi penting untuk merancang panduan inklusi (inclusion guideline) dan modul literasi AI yang benar-benar mencerminkan kebutuhan nyata komunitas disabilitas,” tambah Donny BU.

Selain sesi diskusi, kegiatan juga diisi dengan ice breaking inklusif yang bertujuan membangun suasana akrab dan kolaboratif antar peserta.

Menuju Ekosistem AI yang Lebih Adil dan Setara

Data dari World Health Organization (2021) menunjukkan bahwa lebih dari 1 miliar orang di dunia hidup dengan disabilitas sekitar 15% dari populasi global. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat lebih dari 22 juta penyandang disabilitas, namun mayoritas masih menghadapi hambatan dalam mengakses teknologi digital dan pemahaman tentang AI.

Melalui program AI Inklusif, ICT Watch dan Meta Indonesia berharap dapat mempersempit jurang kesenjangan digital serta membangun ekosistem teknologi yang lebih adil, inklusif, dan representatif bagi seluruh warga negara.

AI, disabilitas, FGD, Indonesia, Meta, Teman Tuli dan Netra

Artikel Lainnya

Menguatkan Arus Informasi yang Inspiratif: Kolaborasi Media dan Astra di Local Media Summit 2024

Menyikapi Isu-Isu Kontemporer Bimbingan Konseling Islam; Prodi Bimbingan Konseling Islam Adakan Seminar Internasional

Konseling Islam Lintas Negara: UIN Bandung Siap Sambut Delegasi Malaysia dalam Program Profesional Internasional

Leave a Comment